Penggunaan Chitosan Dari Cangkang Udang

Penggunaan Chitosan Dari Cangkang Udang

Jurnal Penelitian Perikanan - Penggunaan Chitosan dari Cangkang Udang - ABSTRAK : Devisa yang diperoleh dari sektor perikanan 34% berasal dari ekspor udang sebesar 125.596 ton pada tahun 2007. Produksi udang menghasilkan limbah ± 35%-50% dari berat udang. Penelitian untuk memanfaatkan limbah kulit udang menjadi chitosan telah dilakukan. Chitosan adalah modifikasi dari senyawa chitin yang banyak terdapat dalam kulit luar binatang golongan Crustaceae seperti udang. Khasiat chitosan sebagai materi antibakteri dan kemampuannya untuk mengimobilisasi kuman mengakibatkan chitosan sanggup dipakai sebagai pengawet makanan.

Tujuan penelitian ini ialah untuk mengetahui usang waktu simpan tahu dengan memakai chitosan, mengetahui berapa konsentrasi chitosan yang optimal dalam pengawetan tahu serta mengetahui dampak chitosan terhadap sifat fisik tahu menyerupai tekstur, busuk dan warna.
teks lengkap Uji Aktivitas Antibakteri Kitosan dari Kulit Udang terhadap Staphylococcus aureus dan Escherichia coli dengan Metode Difusi Agar
  • Pemanfaatan Limbah Kulit Udang menjadi Edible Coating untuk Mengurangi Pencemaran Lingkungan
  • Tingkat Konsumsi Oksigen Udang Vanamei (Litopenaeus vannamei) dan Model Pengelolaan Oksigen pada Tambak Iintensif
  • Daya Dukung Lingkungan Perairan Tambak Desa Mororejo Kabupaten Kendal
  • Pengaruh Pemberian Berbagai Jenis Pakan terhadap Penampilan Reproduksi Ikan Balashark (Balanthiocheilus melanopterus Bleeker)
  • Biologi dan Metode Kultur Plankton sebagai Pakan Alami Larva Hewan Air
  • Kajian Sistem Manajemen Mutu pada Pengolahan Ikan Jambal Roti di Pangandaran - Kabupaten Ciamis
  • Analisis Pengendalian Kualitas Produksi Pembekuan Udang PT. Istana Cipta Sembada Dengan Menggunakan Diagram Kontrol C
  • Uji Antibakteri Kitosan dari Kulit Udang Windu (Penaeus monodon) dengan Metode Difusi Cakram Kertas
  • Biologi Dan Metode Kultur Plankton Sebagai Pakan Alami Larva Binatang Air

    Biologi Dan Metode Kultur Plankton Sebagai Pakan Alami Larva Binatang Air

    Jurnal Penelitian Perikanan - Biologi dan Metode Kultur Plankton sebagai Pakan Alami Larva Hewan Air - Abstrak : Perkembangan perjuangan budidaya perikanan perlu didukung oleh teknologi pembenihan dan pembesaran yang mantap. Teknik pembenihan yang tersedia dibutuhkan sanggup menyediakan benih bermutu dalam jumlah yang cukup, sempurna waktu dan jenis yang sesuai.

    Untuk keberhasilan usaha pembenihan ikan, udang dan binatang air lainnya memerluka kondisi lingkungan yang baik, ketersediaan induk unggul, desain dan kontruksi yang mantap, ketersediaan pakan buatan dan pakan alami. Pakan ini harus tersedia dalam jumlah yang cukup, tetap ukurannya dan mengandung nilai gizi tinggi.

    Baca juga Abstrak Jurnal Penelitian Perikanan lainnya:
    Kajian Sistem Administrasi Mutu Pada Pengolahan Ikan Jambal Roti Di Pangandaran - Kabupaten Ciamis

    Kajian Sistem Administrasi Mutu Pada Pengolahan Ikan Jambal Roti Di Pangandaran - Kabupaten Ciamis

    Jurnal Penelitian Perikanan - Kajian Sistem Manajemen Mutu pada Pengolahan Ikan Jambal Roti di Pangandaran - Kabupaten Ciamis - ABSTRAK : Istilah “ikan jambal roti” merupakan sebutan untuk ikan manyung asin. Usaha pengolahan “ikan jambal roti” di Pangandaran berpotensi untuk dikembangkan. Salah satu aspek yang perlu dikaji dalam pengembangan perjuangan tersebut yaitu sistem manajemen mutu.

    Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui mutu dan keamanan materi baku maupun produk, tingkat penerapan Program Kelayakan Dasar, hubungan antara sudut post rigor mortis dengan nilai organoleptik materi baku, hubungan ganda antara nilai organoleptik materi baku dan tingkat penerapan Program Kelayakan Dasar dengan nilai organoleptik produk, hubungan masingmasing antara pendidikan dan pengalaman perjuangan para pengolah dengan tingkat penerapan Program Kelayakan Dasar, serta memilih Critical Control Points (CCP) pada pengolahan “ikan jambal roti” di Pangandaran. Jenis penelitian ini studi kasus, dengan subyek penelitiannya yaitu unit pengolahan “ikan jambal roti” yang berjumlah 9 unit. Seluruh unit pengolahan dijadikan sampel penelitian, kecuali untuk pengujian kandungan total kuman (Total Plate Count) hanya diambil tiga sampel unit pengolahan dengan memakai metode purposive sampling.

    Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada umumnya mutu materi baku (rata-rata nilai mutu = 7, pembulatan) dan mutu produk (rata-rata nilai mutu = 6,6) “ikan jambal roti” di Pangandaran secara organoleptik telah memenuhi syarat standar mutu berdasarkan SNI. Namun demikian, keamanan produk masih diragukan sebab rata-rata TPC-nya cukup tinggi (1,3 x 105 koloni/g) dan melebihi standar maksimum TPC ikan asin kering berdasarkan SNI. Secara keseluruhan, tingkat penerapan Program Kelayakan Dasar masih rendah (rata-rata tingkat penerapan = 54,78 %). Pada taraf iman 5 %, terdapat hubungan konkret antara sudut post rigor mortis dengan nilai organoleptik materi baku (r = 0,956). Demikian juga, nilai organoleptik materi baku dan tingkat penerapan Program Kelayakan Dasar berkorelasi konkret dengan nilai organoleptik produk (R = 0,978). Pengalaman perjuangan berkorelasi konkret dengan tingkat penerapan Program Kelayakan Dasar (r = 0,847). Sedangkan, antara pendidikan dengan tingkat penerapan Program Kelayakan Dasar tidak terdapat hubungan konkret (r = 0,020). Tahap proses yang dinyatakan sebagai Critical Control Points (CCP) yaitu penerimaan materi baku dan penjemuran.

    Kata kunci : Sistem administrasi mutu, ikan jambal roti
    Uji Aktivitas Antibakteri Kitosan dari Kulit Udang terhadap Staphylococcus aureus dan Escherichia coli dengan Metode Difusi Agar
  • Pemanfaatan Limbah Kulit Udang menjadi Edible Coating untuk Mengurangi Pencemaran Lingkungan
  • Tingkat Konsumsi Oksigen Udang Vanamei (Litopenaeus vannamei) dan Model Pengelolaan Oksigen pada Tambak Iintensif
  • Daya Dukung Lingkungan Perairan Tambak Desa Mororejo Kabupaten Kendal
  • Pengaruh Pemberian Berbagai Jenis Pakan terhadap Penampilan Reproduksi Ikan Balashark (Balanthiocheilus melanopterus Bleeker)
  • Penggunaan Chitosan dari Cangkang Udang
  • Biologi dan Metode Kultur Plankton sebagai Pakan Alami Larva Hewan Air
  • Analisis Pengendalian Kualitas Produksi Pembekuan Udang PT. Istana Cipta Sembada Dengan Menggunakan Diagram Kontrol C
  • Uji Antibakteri Kitosan dari Kulit Udang Windu (Penaeus monodon) dengan Metode Difusi Cakram Kertas
  • Jurnal: Analisis Pengendalian Kualitas Produksi Pembekuan Udang Pt. Istana Cipta Sembada Dengan Memakai Diagram Kontrol C

    Jurnal: Analisis Pengendalian Kualitas Produksi Pembekuan Udang Pt. Istana Cipta Sembada Dengan Memakai Diagram Kontrol C

    Jurnal Penelitian Perikanan - Analisis Pengendalian Kualitas Produksi Pembekuan Udang PT. Istana Cipta Sembada Dengan Menggunakan Diagram Kontrol C - ABSTRAK : Pengendalian kualitas sangat dibutuhkan dalam memproduksi suatu barang untuk menjaga kestabilan mutu, juga merupakan salah satu perjuangan untuk menemukan faktor-faktor terduga yang menyebabkan kurang lancarnya fungsi dalam proses produksi sehingga jikalau terjadi gangguan sanggup segera dilakukan tindakan pembetulan sebelum terlalu banyak unit yang tak sesuai dengan produksi.

    Diagram kontrol C yakni suatu grafik pengendali kualitas statistik yang dipakai untuk mengendalikan produk cacat yang tidak memenuhi syarat spesifikasi kualitas dari produk yang dihasilkan dalam suatu proses produksi. Permasalahan dalam kiprah selesai ini adalah: Bagaimanakah proses pengendalian kualitas produksi pembekuan udang PT. Istana Cipta Sembada dan faktor-faktor apa sajakah yang mempengaruhinya? Dengan memakai diagram kontrol C apakah proses produksi pembekuan udang berada dalam kontrol?. Adapun tujuan penulisan kiprah selesai ini yaitu untuk mengetahui bagaimanakah proses pengendalian kualitas produksi pembekuan udang PT. Istana Cipta Sembada dan mengetahui apakah proses tersebut berada dalam kontrol atau tidak Manfaat yang diperoleh yaitu dengan mengetahui hasil perhitungan data produksi udang beku dengan memakai diagram kontrol C akan diperoleh batas atas dan batas bawahnya sehingga sanggup dilihat apakah proses berada dalam kontrol atau tidak, mengetahui proses pengendalian produksi pembekuan udang PT. Istana Cipta Sembada, dan dengan mengetahui apakah proses berada dalam kontrol atau tidak maka pihak perusahaan sanggup mengambil langkah untuk meningkatkan kualitas produksi.

    Baca juga Abstrak Jurnal Penelitian Perikanan lainnya:
    Uji Antibakteri Kitosan Dari Kulit Udang Windu (Penaeus Monodon) Dengan Metode Difusi Cakram Kertas

    Uji Antibakteri Kitosan Dari Kulit Udang Windu (Penaeus Monodon) Dengan Metode Difusi Cakram Kertas

    Jurnal Penelitian Perikanan - Uji Antibakteri Kitosan dari Kulit Udang Windu (Penaeus monodon) dengan Metode Difusi Cakram Kertas - RINGKASAN : Udang merupakan komoditas andalan sektor perikanan yang menghasilkan limbah yang cukup banyak. Limbah tersebut berpotensi menjadi pencemar lingkungan. Namun disisi lain, limbah udang yang banyak mengandung kitin tersebut sanggup dimanfaatkan untuk pembuatan kitosan. Salah satu pemanfaatan kitosan adalah sebagai antibakteri.

    Muatan kasatmata kitosan diperkirakan sanggup berinteraksi dengan permukaan sel kuman yang bermuatan negatif, sehingga sanggup mengganggu pertumbuhan bakteri. Bakteri merupakan mikroorganisme yang bersahabat dengan kehidupan manusia. Sifat patogen pada beberapa kuman sanggup mengakibatkan penyakit pada manusia. Pengujian kemampuan antibakteri kitosan terhadap kuman patogen Bacillus substilis, Escherichia coli, Pseudomonas aeruginosa dan Staphylococcus aureus, dilakukan dengan mengukur luas zona hambat dan dilanjutkan dengan memilih KHM (konsentrasi hambat minimum).

    Pembuatan kitosan dari kulit udang windu (Penaeus monodon) dilakukan melalui proses demineralisasi memakai HCl 1N, deproteinasi memakai NaOH 3,5%, depigmentasi memakai H2O2 3% dan deasetilasi memakai NaOH 50%. Penentuan DD dilakukan dengan analisis FTIR. Dalam pengujian antibakteri ini, kitosan dilarutkan dalam asam asetat, kemudian dilakukan uji antibakteri dengan metode difusi cakram kertas. Zona bening yang terbentuk disekitar cakram diukur diameternya.

    Berdasarkan penelitian, kitosan yang dihasilkan memiliki derajat deasetilasi (DD) sebesar 60,74%. Pengujian antibakteri kitosan memperlihatkan zona hambat (daerah bening), yang memperlihatkan bahwa kitosan memiliki kemampuan sebagai antibakteri. Konsentrasi kendala minimum (KHM) kitosan terhadap kuman uji ialah 0,125% dengan luas zona hambat untuk Bacillus substilis, Escherichia coli, Pseudomonas aeruginosa dan Staphylococcus aureus secara berturut-turut ialah 1,5386cm2; 0,1962cm2; 1,6504cm2 dan 1,1876cm2. Perbandingan rata-rata luas zona hambat larutan kitosan 1% terhadap antibiotik tetrasiklin 0,01% pada kuman Bacillus substilis, Escherichia coli, Pseudomonas aeruginosa dan Staphylococcus aureus berturut-turut ialah 1,6 kali; 0,4 kali; 0,5 kali dan 1,9 kali. Jadi, urutan keefektifan larutan kitosan 1% dalam menghambat pertumbuhan kuman jikalau dibandingkan dengan antibiotik tetrasiklin 0,01% secara berturut-turut ialah Staphylococcus aureus, Bacillus substilis, Pseudomonas aeruginosa dan Escherichia coli.
    Uji Aktivitas Antibakteri Kitosan dari Kulit Udang terhadap Staphylococcus aureus dan Escherichia coli dengan Metode Difusi Agar
  • Pemanfaatan Limbah Kulit Udang menjadi Edible Coating untuk Mengurangi Pencemaran Lingkungan
  • Tingkat Konsumsi Oksigen Udang Vanamei (Litopenaeus vannamei) dan Model Pengelolaan Oksigen pada Tambak Iintensif
  • Daya Dukung Lingkungan Perairan Tambak Desa Mororejo Kabupaten Kendal
  • Pengaruh Pemberian Berbagai Jenis Pakan terhadap Penampilan Reproduksi Ikan Balashark (Balanthiocheilus melanopterus Bleeker)
  • Penggunaan Chitosan dari Cangkang Udang
  • Biologi dan Metode Kultur Plankton sebagai Pakan Alami Larva Hewan Air
  • Kajian Sistem Manajemen Mutu pada Pengolahan Ikan Jambal Roti di Pangandaran - Kabupaten Ciamis
  • Analisis Pengendalian Kualitas Produksi Pembekuan Udang PT. Istana Cipta Sembada Dengan Menggunakan Diagram Kontrol C
  • Pengembangan Budidaya Ikan Kerapu Di Pulau Belitung

    Pengembangan Budidaya Ikan Kerapu Di Pulau Belitung

    Jurnal Penelitian Perikanan - Pengembangan Budidaya Ikan Kerapu di Pulau Belitung - Abstrak : Kabupaten Belitung, Propinsi Bangka-Belitung, merupakan salah satu wilayah perairan di Indonesia bab barat yang memiliki potensi untuk pengembangan marikultur, khususnya untuk budidaya ikan dalam Karamba Jaring Apung (KJA). Pada tahun 2003 telah dilakukan penelitian potensi lokasi untuk KJA dan uji-coba pembesaran benih ikan kerapu tikus hasil hatcheri di Gondol-Bali.

    Baca juga Abstrak Jurnal Penelitian Perikanan lainnya:
    Kajian Bioaktif Spons Bahari (Porifera: Demospongiae) Suatu Peluang Alternatif Pemanfaatan Ekosistem Karang Indonesia Dalam Bidang Farmasi

    Kajian Bioaktif Spons Bahari (Porifera: Demospongiae) Suatu Peluang Alternatif Pemanfaatan Ekosistem Karang Indonesia Dalam Bidang Farmasi

    Jurnal Penelitian Perikanan - Kajian Bioaktif Spons Laut (Porifera: Demospongiae) Suatu Peluang Alternatif Pemanfaatan Ekosistem Karang Indonesia dalam Bidang Farmasi - ABSTRAK : Indonesia merupakan sentra keragaman terumbu karang dunia termasuk didalamnya spons laut. Spons merupakan salah satu komponen biota penyusun terumbu karang yang memiliki potensi bioaktif yang belum banyak dimanfaatkan. Senyawa bioaktif yang dihasilkan oleh spons maritim yakni sebagai antibakteri, antijamur, antitumor, antivirus, antifouling dan menghambat kegiatan enzim.

    Kemajuan yang dicapai didalam hal kemampuan sarana analisis kimia dan teknik produksi materi alam telah memungkinkan pelaksanaan analisis kimia kandungan bioaktif, uji manfaat, keamanaan serta uji mutu untuk standarisasi materi dan juga pengembangan industri materi dari sekala laboratorium ke sekala industri. Beberapa hambatan yang dihadapi dalam penelitian produk alam maritim di Indonesia antara lain: (a) Kurangnya info mengenai jenis biota yang ada di Indonesia serta kawasan tumbuhnya, (b) Peta penyebaran potensi biota belum ada (c) Fasilitas penelitian dan pakar peneliti tersebar di banyak sekali lembaga, demikian pula sarana dan prasarana tersebar tidak merata di banyak sekali forum penelitian dan perguruan tinggi tinggi (d) kurangnya mahir taksonomi dalam bidang tertentu contohnya spons.

    Baca juga Abstrak Jurnal Penelitian Perikanan lainnya: